Bagi
aku, kesan pada pandangan pertama adalah hal terpenting untuk sebuah hubungan
jika ingin berlanjut ketahap selanjutnya.





Jika
kesan pertama saja sudah salah langkah, maka kesan selanjutnya akan salah terus
sampai negeri api menginvansi negeri kodok yang kita cintai ini :v





Anehnya,
kesan salah langkah dalam membangun sebuah hubungan sering terjadi padaku atau
mungkin aku sudah di kutuk sama si raja kodok makanya salah langkah mulu?. 





mungkin
si raja kodok marah besar, karena waktu aku masih SMP, sering kali aku memberi
umpan anak-anak kodok untuk makan ikan arwana gold silver peliharaannku,
perbuatan keji itu berlangsung hanya 4 bulan, terhenti saat arwanaku menginjak
usia bulan ke-4, hal tragis terjadi padanya, dia mati muda!!
(kesihan-kesihan)!. 





Baru
dipelihara 4 bulan sudah mati saja itu ikan, mungkin dia gerah di dalam
aquarium terus-terusan makanya loncat bebas keluar mencari udara segar, semoga
kau tenang disana ya ar (maksudnya arwana).





Ohh
ya, Itu cuman intermezzo saja basa-basi maksudnya, ceritaku bukan tentang
apakah arwana ku masuk surga atau neraka setelah kematiannya, dan bukan juga
jenis-jenis kodok yang tidak boleh di umpanin pada ikan kalo tidak mau dikutuk
sama si raja kodok, paan sih!!.





Ini
cerita soal yang lainnya lagi, namun, Sebelum aku bercerita. Aku mau bertanya terlebih
dulu!.
Pernah
nggak kamu berada disebuah posisi dimana ingin sekali mengutarakan perasaanmu
atau bahkan hanya sekedar menyapa seseorang yang sudah lama kamu kagumi namun
tidak pernah kesampaian bahkan untuk senyum saja di depan dia kamu tidak mampu?
Jika ia, selamat! anda adalah salah satu dari mayoritas laki-laki di negeri ini
yang memiliki permasalahan yang sama dan kita senasib wak (sebut saja kita
jokar).





Dah
pertanyaanya satu aja ya! nggak ada pertanyaan tambahan apalagi pertanyaan 5
jenis nama-nama ikan, nggak ada itu disini.





Kembali
lagi ke cerita yang mau aku share. Ini adalah salah satu cerita dalam hidupku
yang kesan pada pandangan pertama salah dan selanjutnya salah melulu tanpa bisa
berbuat banyak untuk kembali kejalur yang benar.




Saat itu udara dingin
dan lembab menyelimuti Darussalam, maklum saja hujan deras baru saja reda, aku
pun bergegas meninggalkan kos-kosan mengendarai si biru sepeda motor merek
(tidak usah disebut) menuju perpustakaan kampus yang jaraknya tidak begitu jauh
5 menit sudah sampai.







Ilustrasi C; Google








Niat
awal ke perpus sebenarnya hanyalah setor muka ke teman kelompok agar namaku
ditulis ke dalam kelompok. 





Dengan
berjalan agak melambat aku memasukki pintu masuk perpustakaann yang terbuat
dari kaca flet hitam satu sisi (kalo nggak paham search aja di google)





Perpustakaan
kampusku termasuk ke dalam golongan perpustakaan yang dapat di banggakan fasilitasnya
sudah sangat memadai, segalanya sudah terhubung dengan online, mau meminjam,
mengembalikan atau mencari buku yang dicari semuanya terhubung dengan internet.





Sebelum
masuk kita harus menunjukkan KTM (kartu tanda mahasiswa) untuk di scan pada
alat yang aku sendiri tak tau namanya, pokoknya alat yang mengeluarkan laser
warna biru gitulah yang akan  melacak KTM
kita apakah sesuai dengan wajah kita, ini agar meminimalisir mahasiswa yang
memakai kartu teman lainnya, atau apalah fungsingnya tak penting juga dalam
cerita ini.





Setelah
berada di dalam perpustakaan, aku mengambil posisi di lantai pertama paling sudut agar
gampang dilihat sambil menunggu teman lainnya datang. Mereka masih saja ngaret
padahal janjiannya pukul 8 malam namun sudah satu jam lebih tak kunjung juga
datang.









Bosan
menunggu, akupun berinisiatif berkeliling mencari-cari buku yang barang kali
ada yang bisa dibaca.







lama
mencari tak kunjung juga aku dapatkan buku yang aku ingin baca (komik dan sejenisnya,
tau sendiri lah), yang aku temukan malahan buku-buku yang bahasanya sendiri akupun
tak paham, namun sepertinya buku dari fakultas kedokteran dan sejenisnya,
darimana aku tau? Kan bahasanya tak paham tadi? Iya memang tak paham, aku
menduga saja soalnya banyak gambar-gambar anatomy tubuh manusia bertebaran
disetiap halamanya, kan nggak mungkin aku sebut itu buku anak teknik! Sejak kapan
anak teknik pretelin anatomy manusia. (garing hakkk)







Sedang
dengan seriusnya membaca (melihat gambar) buku, datanglah seorang wanita
dengan
pakaian sederhana namun sangat modis dengan sweater hangat bewarna putih
bermotif bunga warna hitam, bertudung warna pink (no-photo di bayangin
aja), membuat
dunia seakan berhenti berputar (dramatisir dikit), buku yang asik dibaca
(nengok gambar maksudnya)  kini beralih
ke wajah manisnya ditambah sahdunya cuaca yang sejuk malam itu menjadi
perpaduan yang sangat pas seperti minum Sanger di waktu ngantuk melanda,
semuanya seakan menjadi menghangat (Jokar mah memang sering gitu).







Ilustrasi 2 C: Google





Lama
pandanganku hanya tertuju padanya, tak ada tanda-tanda mau berhenti, dan
sepertinya dia tak risau juga aku pandangin, mungkin juga dia tak tau aku pandangin
sedari tadi soalnya aku pandangin dia dari samping pojok perpus dengan sekian
banyaknya orang disitu, mana sampai dia kepikiran memperhatikan sekelilingnya.





Dia
masih serius saja melihat buku yang sama persis dengan yang aku baca (jengan
tanya kenapa bisa tau, karena sudah aku jelaskan dari awal tadi), 2 jam lebih
aku terpana melihatnya, baru terhenti tatkala announcement dari pengeras suara
bahwa perpustakaan akan segera ditutup, dan aku pun tersadar kalau setor mukaku
tak kunjung aku selesaikan (Aisudah lah).





Dengan
sedikit agak mengejar aku berupaya mendekati wanita ber-sweater sweet
tadi yang
sedang menunggu antrian pemeriksaan buku yang biasa dilakukan apabila
hendak mau keluar dari perpustakaan itu, sembari berharap bisa sekedar
menyapa atau
paling tidak dekat saja sudah cukup, namun yang namanya sial tetap saja
sial,
saat hampir mendekati wanita ber-sweater sweet itu ada saja halangan,
datanglah
sesosok manusia penghancur moment menyalip posisiku yang seharusnya
langsung
berpapasan dengan wanita ber-sweater sweet itu, jadilah aku urungkan
saja
niatku kali ini berharap kalau jodoh takkan kemana.





Angan-angan
tetap saja angan-angan, sejak perjumpaan (melihat dari satu sisi saja) dengan wanita
ber-sweater sweet (selanjutnya aku singkat jadi bss), berbulan-bulan lamanya
tak kunjung juga aku jumpai lagi dianya.











Bukannya
tanpa usaha, aku Sudah berusaha  menghubungi
teman-teman yang berada di fakultas kedokteran dengan harapan bisa mengetahui
siapa nama dan dimana dia tinggal, namun mana bisa mencari seseorang dengan
bermodalkan ciri-ciri berpakaia Sweater sweet seperti itu (emang di Darussalam satu orang
saja yang pakai baju begituan hadeuhhh), namun aku masih tetap memakai prinsip jodoh
takkan kemana, Insha Allah akan berjumpa kembali..... (Bersambung)