Ilustrasi seorang pemuda Memainkan Bangsi Credit : Riduwan Philly |
AEFARLAVA-Bangsi/Bansi
Alas adalah jenis Instrumen alat musik tiup bambu tradisional yang
tumbuh dan berkemang di Lembah Alas, Kabupaten Aceh Tenggara, panjang
bangsi/bansi sendiri lebih kurang panjang 41 cm dan berdiameter 2,8 cm,
yang mana memiliki 7 buah lubang dibagian atas bansi yang setiap
lubangnya semakin ke ujung akan semakin lebar. dari 7 buah lubang
memiliki fungsinya tersendiri yang terbagi dalam enam buah lubang nada,
dan satu buah lubang udara yang letaknya dekat dengan tempat yang
ditiup.
Ujung
bangsi ditutup dengan buku bambu itu sendiri, sedangkan pada bagian
ujung yang satu lagi ditutup dengan gabus. Daun bengkuang (daun pandan)
membalut tempat (bagian) yang tertiup gabus dengan memberi sedikit
berlebih (melewati bambu), dan dari sinilah nantinya peniup bangsi
melekatkan kedua bibirnya untuk meniup. Dari lubang udara sampai ke
ujung yang terbungkus daun bengkuang hutan (daun pandan) diberikan
sedikit alur tempat keluarnya udara.
Disekeliling
Bangsi/Bansi terukir berwarnakan Bekhong (Alas-Hitam) ukiran krawang
Alas. Penggunaan Bangsi sendiri di tanah Alas dizaman dahulu biasa
digunakan sebagai musik pengiring Tarian Landok Alun, Sebuah tarian khas
dari Desa Telangat Pagan berkisah kegembiraan petani yang memperoleh
lahan baru dengan kondisi tanah baik.
Disebut “Tari Landok Alun” karena tarian
ini lembut atau lambat. Alun berarti lembut atau lambat. Bukan pada
gerak tarinya saja, tetapi alun diartikan lambat dalam hal ruang gerak
tarinya yang tidak jauh berpindah dari satu posisi ke posisi lain. Tari
Landok tidak memiliki bermacam-macam bentuk pola lantai, yang terbentuk
dari gerak adalah pola simetris.
Selain
itu, Pembuatan Bangsi sering identik dikaitkan dengan adanya kabar
meninggal dunia salah seorang di kampung/kute tempat bangsi dibuat.
Apabila diketahui ada seorang meninggal dunia Bangsi yang sudah siap
dibuat sengaja dihanyutkan di sungai. Setelah itu diikuti terus sampai
Bangsi tersebut diambil oleh anak-anak, kemudian Bangsi yang telah
diambil anak-anak tadi dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan
anak-anak yang mengambilnya. Bangsi inilah nantinya yang akan ditiup dan
diperdengarkan sebagai Penanda kabar telah meninggalnya seseorang di
Kampung/Kute tersebut. Bangsi kepunyaan orang-orang kaya sering
dibungkus dengan perak atau suasa. Kabar lain juga mengatakan konon,
pemuda-pemuda Alas dizaman dahulu untuk memikat seorang gadis pujaannya
dengan cara meniup Bangsi ini.
Lagu-lagu
yang biasa dimainkan melalui instrumen Bangsi adalah lagu-lagu
tradisional sebagaimana terdapat pada musik canang seperti:
— Lagu canang Ngaro
— Lagu canang Ngarak
— Lagu canang patam patam.
— Lagu canang Jing Jing Tor dan
— Lagu Tangis Dillo.
Sumber :
- http://budaya-indonesia.org/Bangsi-Alas-1/
- https://m.facebook.com/Gerakan-Peduli-Kebudayaan-Alas-Kutacane-Aceh-Tenggara
- Riduwan Philly
- http://lintasgayo.co/2015/07/21/mengenal-tari-landok-alun-suku-alas