Ayam Den Lapeh (Ayamku lepas)
Luruihlah jalan Payakumbuah (Jalannya Lurus di payakumbuh)
Babelok jalan Kayu Jati (Berbelok pula jalan di kayu jati)
Dima hati indak kan rusuah (Kayak mana hati tidak susah)
Ayam den lapeh, ohoi … ayam den lapeh (Ayamku lepas.... aduhh... ayamku lepas)
Mandaki jalan Pandaisikek (Menanjak jalan di pandaisikek)
Manurun jalan ka Biaro (Menurun jalan ke biaro)
Di ma hati indak maupek (Kek mana hati tidak mengupat)
Awak takicuah, ohoi … ayam den lapeh (kami terkecoh.... aduhhh ayam ku lepas
Reff:
Sikua capang sikua capeh.
Saikua tabang sikua lapeh(seekor terbang, seekor lepas)
Tabanglah juo nan karimbo(ada juga yang terbang ke hutan)
Ai lah malang juo ( sialnya lah)
Pagaruyuang jo Batusangka (Pagaruyuang dengan Batusangka)
Tampek mandaki dek urang Baso (Tempat mendaki kata orang)
Duduak tamanuang tiok sabanta (Duduk termenung sebentar saja)
Oi takana juo (Oi teringat juga)
Den sangko lamang nasi tuai (Aku sangka lemang nasi tuai)
Kironyo tatumpah kuah gulai (Rupanya tertumpah kuah gule)
Awak ka pasa alah usai (kami sampai, pasarnya udah selesai beraktifitas)
Oi lah malang denai (Oi sialnya nasibku)
O hoi … ayam den lapeh (Ayam ku lepas)
O hoi … ayam den lapeh.
Kutacane (23/11/2014),
lirik lagu diatas adalah lagu yang semua orang Minangkabau baik yang
muda amaupun yang tua atau bahkan kebanyakan Orang di Indonesia dan
sebahagian wilayah di Malaysia telah sangat familiar ditelinga mereka.
lagu ini diciptakan oleh Nurseha, melodi oleh Abdul Hamid dan
dipopulerkan oleh Elly Kasim. saya sendiri sejak kecil sangat familiar di telinga karena di rumah, saya sering di putar lagu yang satu ini, pemikiran saya yang masih lugu waktu itu adalah betapa hebatnya si ayam bisa lepas dari payakumbuh sampai ke pagaruyung :D dan beranggapan betapa bodohnya si punya ayam hanya sendirian mengejar ayamnya yang lepas ada yang sampai ke hutan rimba. :v itu dulu sebelum sampai pada waktu itu, saya iseng-iseng dengar lagu-lagu lawas dari ranah Minang, dan terputarlah lagu ayam den lapeh, yang sudah sangat jarang saya dengar semenjak merantau. karena sudah lama jarang didengar makanya lagu tersebut saya putar berulang kali, dan karena itulah saya berpikir lain tentang lagu ini yang dulunya saya anggap sangat konyol sekarang setelah dewasa saya mulai mengerti maksud dan makna dari lagu yang sangat sederhana liriknya tetapi memiliki nasehat dan pituah kehidupan yang tersembunyi dari sang pembuat lagu.
Entah mungkin saya salah ataupun benar berikut saya akan bedah makna dari lirik lagu ayam den lapeh, mohon maaf jika ada kesalahan dalam penafsiran! :D
Lagu dimulai dengan nama-nama daerah yang ada di Sumatera Barat, seperti Payakumbuh dan Pagaruyung. maksudnya adalah mari merantau jangan hanya berdiam diri dikampung saja, karena bagi suku Minang
yang bukan disebut rantau hanyalah di Nagari Pariangan, diluar nagari
itu disebut daerah rantau. lagu di lanjutkan dengan susahnya mendapatkan
si ayam, kenapa? karena tidak fokus akan suatu hal yang ingin dituju
dalam merantau kita harus fokus akan suatu hal yang ingin diraih bukan membelot dengan menyimpang dari tujuan awal. di akhir lagu dijelaskan setelah bangga mendapatkan si ayam tak taunya pasar telah ditutup, intinya adalah jangan membuang-buang masa muda dengan hanya bermain-main selama dirantau, fokus akan hal yang ingin dituju.
sekian dari tulisan saya mohon maaf jika ada kesalahan penafsiran!